Hari Pahlawan. AyoGitaBisa.com AyoGitaBisa.com - Di usia yang kian renta, mereka masih teguh membangun mimpi dan harapan untuk pertiwi. Membayangkan, suatu saat, kejayaan Indonesia kan kembali menggelora. "Zamannya sudah berubah. Jelas bukan orang seperti kami yang memimpin dan menjaga negeri ini. Tapi anak-anak muda Indonesia," kata Nama Saji (87), anggota Paguyuban Arek Suroboyo di Surabaya, Sabtu (9/11). Zaman dulu, lanjut Saji, dia bersama pejuang yang lain berperang melawan penjajah. Berbekal ketapel dan bambu runcing. "Kini, orang melawan kemiskinan, korupsi, dan kebodohan. Senjatanya ilmu pengetahuan, kecerdasan, otak. Dan itu bukan perkara mudah," kata Saji menggebu. Karena musuh yang dihadapi tak lagi nampak di depan mata. Bahkan bisa saja, mereka yang membawa kemiskinan, korupsi, dan kebodohan, orang-orang dekat kita. "Ini jauh lebih berat," tandas Saji. Karena itu, ia bersama kawan-kawan veteran yang lain kerap berandai-anda
Ketika anda menonton cuplikan video-video diatas, bangkitkah rasa nasionalisme anda? Banggakah dan Terharukah anda dengan perjuangan para Pahlawan yang berjuang memerdekakan dan mempersatukan Indonesia? Namun ternyata, masih banyak masyarakat dari berbagai golongan yang lupa akan arti dan pentingnya sumpah pemuda, bahkan berdemo menolak diadakannya sumpah pemuda. Ini merupakan bukti konkret bahwa Masyarakat Indonesia sangat tidak peduli pada Nasionalismenya, identitas bangsa dan negaranya. Hal ini sunggguh memprihatinkan, dimana warga negara lain sangat menghormati dan peduli pada nasionalismenya, kita malah terkesan membuang nasionalisme itu. Memang kita yang berada di Indonesia tidak merasa kedekatan bangsa atau negara saat tinggal berada di Indonesia. Namun jika kita keluar negri, ambil saja contoh ke negara eropa, lalu menemukan 1 orang yang dapat berbahasa Indonesia, barulah timbul rasa kedekatan berbangsa kita. Padahal Sumpah pemu
Komentar
Posting Komentar